(Foto: Thinkstock)
Studi yang dipimpin oleh peneliti Leander van der Meij dari University of Valencia di Spanyol dan VU University Amsterdam di Belanda mengukur kadar testosteron dan kortisol dari penggemar sepakbola berbagai usia, jenis kelamin serta ketertarikannya pada pertandingan.
Penelitian yang melibatkan 50 penggemar sepakbola ini diukur kadar hormonnya saat mereka menyaksikan pertandingan final antara tim Spanyol dan Belanda di Piala Dunia tahun 2010.
Hasil yang didapatkan adanya peningkatan testosteron di semua faktor, namun ada peningkatan kadar hormon kortisol yang lebih signifikan pada penggemar sepakbola laki-laki yang muda, seperti dikutip dari MedIndia, Rabu (25/4/2012).
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE menemukan efek testosteron ini sesuai dengan teori yang ada bahwa kadar ini akan meningkat untuk mempersiapkan diri terhadap sebuah permainan.
Sedangkan efek kortisol sesuai dengan teori yang menunjukkan sekresi hormon ini lebih tinggi jika merasa ada ancaman yang sangat kuat terutama jika tim kesayangannya tidak menang.
Sementara itu studi lain menemukan sebuah pertandingan sepakbola terbukti mampu memacu denyut jantung dan tekanan darah hingga 30 persen. Peningkatan paling tinggi terjadi ketika penonton merupakan penggemar berat yang merasa punya ikatan emosional dengan tim yang sedang bertanding.
Dibanding aktivitas lain, menonton sepakbola memberikan dampak jangka pendek yang lebih besar terhadap tingkat stres. Jika seseorang merasa tidak bersemangat saat tim kesayangannya kalah, maka ada kemungkinan ia mengalami stres.
Untuk mengurangi dampak stres disarankan mempraktikkan teknik pernapasan saat sedang menonton sepakbola. Caranya dengan menarik napas dalam-dalam, lakukan hingga diafragma terangkat dan dada tampak membusung, kemudian lepaskan.
Sumber