Menghisap hubbly-bubbly, hookah atau shisha, yaitu tembakau yang
beraroma buah-buahan tampaknya telah menjadi tren di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia. Namun bahaya shisha ternyata tidak semenyenangkan
faktanya. WHO memperingatkan bahwa 1 jam menghisap shisha sama bahayanya
dengan menghisap 100 batang rokok.
Shisha merupakan tembakau rasa yang 'dirokok' melalui pipa panjang dan terhubung ke sebuah tabung berisi air. Rokok jenis baru ini tengah menjadi tren di kalangan anak muda, terbukti dengan jumlah bar khusus yang menyediakannya meningkat tajam sejak tahun 2007.
Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa 1 jam menghisap shisha sama berbahayakah dengan menghisap 100 batang rokok.
Hal ini karena perokok tembakau biasanya akan mengambil 8 hingga 12 embusan saat menghisap 1 batang rokok dan menghirup 0,5 sampai 0,6 liter asap.
Sedangkan dalam satu jam sesi menghisap shisha, perokok bisa melakukan hingga 200 kali hisapan, dengan menghirup 0,15 hingga 1 liter asap tiap hisapan.
"Berkembangnya kekhawatiran pada shisha karena orang tidak sadar akan risikonya yang sama dengan merokok tembakau," jelas Profesor Robert West, direktur studi tembakau di University College London, seperti dilansir Dailymail, Kamis (15/3/2012).
Prof West menekankan, semakin panjang durasi dan jumlah shisha yang dirokok maka semakin besar pula risiko untuk kesehatan.
Meski tembakau shisha rasanya lebih enak dibandingkan rokok, namun 'rokok modern' ini memiliki kandungan racun yang sama dengan rokok, yang diketahui dapat menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Selain itu, shisha juga dapat menyebabkan masalah pernapasan, kanker mulut, serta masalah pada kehamilan.
"Asap dari tembakau mengandung sejumlah karsinogen yang merusak DNA dalam sel. Hanya satu sel yang rusak dapat membelah dan berkembang biak tak terkendali dan cukup cepat berkembang menjadi tumor besar. Inilah yang menyebabkan kanker paru-paru," papar Prof West.
Banyak penggemar yang mengklaim shisha lebih aman karena asap melewati air sehingga sebagian besar bahan kimianya akan diserap. Namun hingga sekarang tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut.
Bahkan selain risiko yang diperoleh karena kandungan tembakaunya, merokok shisha juga memiliki bahaya lain yaitu peningkatan risiko penularan penyakit seperti tuberkulosis (TB) dan hepatitis. Hal ini karena pipa shisha yang dapat dihisap oleh bergantian orang.
Sumber