Dari jutaan sperma yang dihasilkan laki-laki, semua punya tujuan yang
sama yakni berenang secepatnya menuju sel telur. Namun prosesnya tak
semudah yang dibayangkan, sebab gaya berenangnya harus disesuaikan
dengan perhitungan tertentu.
Gaya berenang masing-masing sperma ditentukan oleh konsentrasi ion kalsium yang terdapat di ekornya. Konsentrasi ion kalsium tersebut bisa berubah-ubah tergantung kondisi lingkungan, sehingga gaya berenang tiap sperma juga bisa berubah-ubah.
Selama ini para peneliti mengira, gaya berenang sperma ditentukan oleh konsentrasi mutlak ion kalsium. Jika konsentrasinya tinggi, maka bentuk ekor sperma cenderung asimetris dan gaya berenangnya menjadi seperti cambuk karena berbelok-belok.
Demikian juga ketika konsentrasi ion kalisumnya rendah, maka bentuk ekor dan gaya berenangnya juga berubah. Bentuk ekor pada konsentrasi ion kalisum rendah cenderung simetris, sehingga gaya berenangnya lebih teratur dan memiliki lintasan yang cenderung lurus.
Namun penelitian terbaru yang dilakukan di Max Planck Society menunjukkan, gaya berenang sperma-sperma tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya konsentrasi ion kalsium saja. Lebih rumit dari itu, semua sperma juga harus memperhitungkan perubahan konsentrasinya.
Untuk memastikannya, para ilmuwan menggunakan stroboscopic laser yang bisa mendeteksi pergerakan sperma sekaligus mengukur perubahan konsentrasi ion kalsium. Alat yang digunakan dalam penelitian itu digambarkan mirip laser yang dipakai di diskotik.
"Singkatnya: Sperma menguasai kalkulus," tulis para peneliti dalam kesimpulannya, seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (9/3/2012).
Artinya sperma tidak sekedar menyesuaikan diri dengan konsentrasi ion kalsium secara mutlak, tetapi harus menyesuaikan diri lagi setiap ada perubahan konsentrasi. Dalam transisi dari konsentrasi tinggi ke rendah atau sebaliknya, gaya berenang sperma akan berputar-putar seperti spiral.
Sumber