Afasia atau sulit bicara yang biasa terjadi pascastroke biasanya membuat
seseorang rendah diri dan minder bergaul. Padahal, menjalin komunikasi
dengan lingkungan menjadi obat mujarab untuk penyembuhan stroke.
Di usia yang terhitung belia,
David Dow,10,dari Madison, Ohio,Amerika Serikat,telah mengalami
stroke.Stroke yang terjadi pada 1995 ini disebabkan adanya kelainan
genetik langka yang menyumbat pembuluh darahnya. Pembuluh darah akhirnya
pecah dan membuat David terkena stroke. Melalui dua operasi,David pun
bisa lolos dari serangan stroke tersebut.Namun,dia mengalami afasia atau
kesulitan bicara pascastroke. Tentu saja,kondisi ini membuat David
kurang percaya diri.
Beruntung,ibu dan ayah tirinya sangat
mendukung dan memberi semangat kepada David.Begitu juga dengan
teman-teman di sekolahnya yang memberikan dukungan agar David tidak
minder dengan afasia yang dialaminya. Keluarga Dow juga memberikan David
les belajar tambahan setiap hari,kursus komputer,dan kelas seni. David
juga berhasil menulis buku tentang kisahnya sebagai pasien stroke yang
laris di pasaran, mendesain peralatan tulis dan kaus.
Kini, David
sedang menjalani kuliahnya di perguruan tinggi lokal dan bekerja paruh
waktu di perusahaan ritel Abercrombie and Fitch. David adalah contoh
pasien afasia yang berhasil bertahan hidup berkat dukungan keluarga dan
lingkungan sekitarnya.Tapi di luar itu,lebih banyak orang yang gagal
kembali bergaul dengan lingkungan garagara dia mengalami afasia.
Afasia
didefinisikan sebagai gangguan berbahasa yang disebabkan oleh adanya
kerusakan pada otak.Penyebab tersering adalah akibat stroke.”Tidak hanya
stroke, bisa juga karena tumor otak atau perdarahan di pusat otak,”ujar
spesialis saraf dari FKUI/RSCM,dr Silvia Francina Lumempouw SpS (K)
ketika dihubungi Sindo. Silvia mengemukakan, umumnya afasia muncul bila
otak kiri terganggu.
Sebab, otak kiri bagian depan berperan untuk
kelancaran menuturkan isi pikiran dalam bahasa dengan baik dan otak
kiri bagian belakang untuk mengerti bahasa yang didengar dari lawan
bicara.Sementara otak kanan,berfungsi mengontrol kegiatankegiatan
nonverbal dan persepsi ruang. ”Jika otak bagian kiri depan yang
tersumbat,maka pasien menjadi tidak bisa berbicara.Jika menyerang otak
kiri belakang,dia masih bisa bertutur,namun tidak nyambung,”ujar dia.
Ada
juga beberapa laporan yang menyatakan,gangguan afasia dapat terjadi di
belahan otak kanan,meski kasusnya sangat jarang. Peran pasien afasia
dalam kehidupan sosial mungkin berubah setelah terkena gangguan
ini.Bukannya membanyol,dia mungkin menjadi orang yang hanya menertawakan
lelucon.Jika penderita adalah pengatur seluruh kegiatan keluarga, kini
dia hanya bisa duduk tenang di acara tersebut.
Kunci untuk
menangani penderita adalah tetap disertakan dalam acara keluarga,namun
dalam cara yang berbeda dan merupakan kegiatan yang memuaskan dan
penting. Seiring waktu,banyak penderita afasia dapat tetap kaya dan
menikmati kehidupan yang sosial bermanfaat.Belajar untuk berkomunikasi
lagi adalah salah satu fungsi penting rehabilitasi terapi afasia.
“Keinginan
untuk terhubung dengan orang lain melalui bahasa,itulah esensi dari
rasa kemanusiaan kita,”kata Susan Jackson,ahli patologi kemampuan bahasa
dan bicara,yang juga dosen di University of Kansas Medical
Center,Kansas City,Kansas, Amerika Serikat. The National Aphasia
Association menyatakan, setengah dari pasien dengan gejala afasia pulih
dalam beberapa hari pertama.Namun, ada banyak faktor yang menyebabkan
proses pemulihan membutuhkan waktu lebih lama.
Hasil sebuah studi
dari lebih 100 pasien stroke dengan afasia mencatat adanya kemajuan
signifikan pada pasien yang menjalani terapi intensif,melalui sesi
individual dengan seorang profesional terlatih selama minimal 12 minggu.
“Gangguan pada otak tidak akan sembuh sendiri dari waktu ke
waktu,tetapi perlu intervensi untuk membuat pemulihan yang lebih baik,”
ujar Jackson.
Bagi Anda yang sedang berjuang melawan afasia,wajar
jika Anda merasa tidak nyaman berada dalam situasi sosial.Anda mungkin
kurang percaya diri dalam kemampuan untuk berkomunikasi sehingga masih
ragu untuk berbicara.
Anda memang tidak dapat berbicara dengan
baik atau memahami percakapan dengan cepat,tapi itu tidak berarti Anda
tidak boleh berpartisipasi dalam komunikasi verbal. Terapi bicara dan
bahasa dapat membantu Anda meraih kembali kemampuan bahasa dan
kepercayaan sosial Anda.
Sumber