Saat mulai disapih dan dikenalkan dengan makanan padat, sebaiknya bayi
juga diajari untuk makan pakai tangan. Terus menerus diberi makan dengan
memakai sendok diyakini membuat bayi lebih rentan mengalami kegemukan
saat tumbuh dewasa.
Dr Ellen Townsend, seorang psikolog dari Nottingham University mengatakan bahwa makan pakai tangan membuat bayi belajar merasakan tekstur makanan. Rangsang sentuhan saat meraba tekstur diyakini bisa membantu mengontrol sinyal rasa lapar maupun kenyang.
Saat diajari makan pakai tangan, bayi akan lebih bisa menentukan kapan harus berhenti makan dibandingkan saat makan pakai sendok. Dalam jangka panjang, saat tumbuh dewasa akan terhindar dari risiko kegemukan akibat makan dengan porsi yang berlebihan.
"Kuncinya adalah kontrol, sebab makan pakai tangan bisa membantu bayi menyesuaikan apa yang dimakan dan hal itu akan bermanfaat di kemudian hari," kata Dr Townsend dalam publikasi ilmiahnya, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (7/2/2012).
Untuk membuktikannya, Dr Townsend melakukan pengamatan pada 92 bayi yang mulai disapih dan diperkenalkan dengan makanan padat. Jenis makanannya bermacam-macam, mulai dari roti gandum, pasta hingga buah-buahan yang telah dipotong dengan ukuran yang sesuai untuk bayi.
Dari sekian banyak bayi yang diamati, 63 bayi di antaranya diberi makan dengan sendok dan sisanya diajari juga memakai tangan. Kecenderungan cara makan ini tidak berubah selama pengamatan yang berlangsung selama bayi berusia 20 bulan hingga 6 tahun.
Hasilnya, bayi yang diberi makan pakai sendok cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi dibanding bayi yang makan pakai tangannya sendiri. Karbohidrat mengandung banyak kalori, yang jika tidak habis dibakar jadi energi akan disimpan dalam bentuk lemak.
Sumber