Agar anak menyukai semua jenis makanan terutama sayur, maka jangan ajari
anak mengenal rasa manis dan asin sejak dini. Sebelum usia 1 tahun,
tidak perlu menambahkan gula dan garam pada makanan anak.
"Titik kritis makan anak adalah saat memberikan makan pendamping ASI (MPASI)," jelas DR dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, Sp.GK, ahli gizi klinik dari Departemen Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Media Edukasi 'Kenali Jenis Gula Tambahan, Indeks dan Beban Glikemik Serta Dampaknya pada Anak!' di The Energy Cafe, Jakarta, Kamis (23/2/2012).
Menurut DR Fiastuti, ajari anak makan makanan bervariasi, perkenalkan dengan satu-satu tapi bergantian untuk semua makanan, karena tidak ada satu pun makanan yang kandungan gizinya sempurna.
Pada saat masa kritis itu, sebelum anak berusia 1 tahun juga tidak perlu menambahkan gula dan garam pada makanannya. Memperkenalkan rasa gula dan garam terlalu dini pada anak bisa membuatnya 'craving' (mengidam atau keinginan terus menerus) dengan makanan manis atau asin, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.
"Biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan tanpa gula dan garam. Biarkan dia merasakan rasa buah alami, susu alami atau rasa ayam tanpa garam," jelas DR Fiastuti.
Tidak membiasakan konsumsi gula dan garam sejak dini juga tidak akan membuat anak memilih-milih makan, terutama makanan yang dianggap lebih sehat.
"Kenapa banyak anak yang tidak doyan sayur? Karena orangtuanya sudah mengajarkan makanan yang manis dari kecil, sedangkan sayur itu kan rasanya hambar jadi anak tidak mau. Kalau dia tidak dibiasakan makan manis dari kecil, dia tidak akan memilih-milih makanan," tutup DR Fiastuti.
Sumber