Masa anak-anak harusnya menjadi masa menyenangkan dan tanpa beban. Namun
beberapa anak juga bisa mengalami gangguan jiwa terutama anak-anak yang
tumbuh dalam keluarga yang bermasalah.
"Gangguan jiwa pada anak belum banyak dibahas, tapi harus hati-hati karena anak masih bergantung pada orangtua," jelas dr Tun Kurniasih Bastaman, SpKJ, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Jakarta, Sabtu (11/2/2012).
Kebanyakan anak yang mengalami gangguan jiwa disebabkan karena faktor dari orangtua. Bila orangtua bermasalah, maka bisa mempengaruhi anak.
Gangguan jiwa pada anak biasanya ditandai dengan gangguan emosi dan perilaku.
Ada beberapa gejala yang dapat menunjukkan gangguan jiwa pada anak, seperti dilansir dr Tun, antara lain:
1. Menolak untuk sekolah
2. Menjadi lebih cengeng
3. Pemarah
4. Sering mimpi buruk
5. Lebih sering mengompol
6. Sering sakit perut
7. Kesulitan belajar
8. Prestasi menurun
9. Gangguan bicara pada balita
10. Gangguan komunikasi
11. Retardasi mental (keterbelakangan mental)
12. Disleksia (kesulitan membaca)
Menurut dr Tun, orangtua harus lebih cermat mengamati perkembangan anak, apalagi pada anak-anak yang berusia masih sangat muda.
"Gangguan jiwa pada anak tergantung pada orangtua. Sebenarnya terkadang orangtua sudah lama mencermati bahwa ada perubahan pada anak, entah tingkah laku atau kepribadiannya. Namun orangtua baru membawa anak ke psikiater ketika anak sudah menunjukkan perilaku yang mengganggu, seperti suka memukul, banting-banting barang, pemarah," jelas dr Tun.
Untuk pengobatan gangguan jiwa pada anak, biasanya dokter akan memberikan terapi khusus serta pendidikan khusus. Gangguan jiwa pada anak sebaiknya segera dideteksi dan ditangani, karena jiwa dibiarkan begitu saja bisa berlanjut hingga dewasa.
Sumber